Bicara autis di Surabaya

Jangan bosen yaaa sama postingan Surabaya gw.. Pasalnya, ada cerita yg mau gw bagi..

Di kota ini tinggal temen2 gw.. Dan kerennyaaa, mereka ga mikir dua kali pas gw ajak jalan...vicky dan ienk..(gita). Mereka lgs meng-iya-kan ketika gw bilang kalo gw merapat ke suroboyo.. Salut! Terharu gw! Walau malem tetep dijabanin.. Padahal gita itu sendirian nyetir dan bawa anaknya.. Namanya ichiro.. Sebenernya gw salut dan rada sirik juga.. Karena gita berani memilih untuk menjadi full time mom dan meninggalkan semua yang berbau kesehatan untuk ngurus anaknya.. Demi melihat anaknya tumbuh dan berkembang.. Sesuatu yg ga akan pernah bisa gw lakuin buat unyu.. Latarnya jelas...untuk sekolah kuliah 4 tahun, dua tahun di rumah sakit, jaga malam dll.. Tentu bukan pilihan mudah buat melepas begitu saja.. Salut! Dan seorang lagi, vicky datang, mengajak berkeliling dan menerangkan perbedaan budaya antara surabaya dan Bandung.. Serta tidak lupa mengajak naik turun eskalator.. Hahaha.. Si unyu kan suka banget eskalator, jadi itu menjadi kebahagiaan buat unyu.. Makasih ya temen2 yang dah mau jauh2 jabanin ane...


Poto ini diadaptasi dari jepretan vicky.. Thanks, dear.. Oh, ya.. Tampang si unyu itu menipu.. Dia ga ngamtuk kok, malah semangat banget aslinya.. Lagi mau nutup mata ajah pas mau jepret.. Hehehehe..

Hmm, satu lagi yg mau gw share.. Jadi gini.. Penelitian yg gw bawain itu soal autis, pada tau kan apa itu autis? Well, sekarang autis itu udah kaya dijadiin bahasa gaul.. Orang yang cenderung menyendiri, sibuk dengan dunianya langsung disebut autis.. Padahal aslinya ga gt.. And autis itu penyakit.. Gw cuma mau meluruskan apa yang salah disini.. Autis itu bukan main-main dan tidak pantas rasanya seseorang lgs disebut autis (jika anda mengerti apa itu autis), so.. Wajar kalo salah satu LSM dengan lantang berkata: Autism is NOT A JOKE! Gw setuju banget.. Kenapa? Karena autis tidak semata hanya pengertian dangkal "org yg menyendiri", bahkan banyak orang tua yg tidak tahu anaknya menderita autis, memaksakan diri sekolah di sekolah biasa, dan pastinya menjadi beban keluarga. Nah, kita tilik lebih dalam apa itu autis..

Berdasarkan DSM V, autism spectrum disorder adalah kelompok kelainan perkembangan yang ditandai dengan segala tanda di bawah ini(hrs memenuhi kriteria di bawah ini)

A. gangguan komunikasi sosial, interaksi sosial secara menyeluruh yang bersifat menetap disertai keterlambatan perkembangan secara umum, manifestasinya:
1. Tidak merespon timbal balik sosial emosional, gampangnya.. Kalo dipanggil tidak pernah menoleh.. Namun dipastikan dulu ya bukan disebabkan gangguan pendengaran.. 
2. Kurangnya komunikasi non verbal, kaya kontak mata, atau gerakan isyarat. Kan biasanya anak 1-1,5 tahun sudah mulai bisa menunjuk apa yg dia mau, mukanya tidak berekspresi.
3. Kurang tertarik berteman (kecuali dengan pengasuh).

B. keterbatasan pola perilaku, ketertarikan yang berlebihan terhadap sesuatu, aktivitas berulang yang repetitif, stereotipik, rutinitas yang berlebihan.. Manifestasinya macam-macam, misalnya ada yg suka gambar lambang salah satu stasiun TV, maka setiap saat dia akan membolak balik koran mencari lambang itu, teruss menerus, setiap hari.. Atau memutar botol, tidak bertujuan memang.. Dan berlebihan...

C. Gejala harus muncul pada usia awal anak-anak, rata2 dalam dua tahun pertama

D.  Gejala yg muncul menghambat aktivitas sehari-hari..

Belum lagi penyakit penyertanya banyak, dalam penelitian gw gangguan bahasa, retardasi mental, epilepsi, cerebral palsy menduduki peringkat atas penyakit penyerta autis. Nah, penyebabkan bisa banyak.. Genetik dan faktor lingkungan. Hal menarik yang ada dalam penelitian gw adalah faktor resikonya, peringkat paling atas adalah usia paternal (usia ayah pada saat anak masih di kandungan) >35 tahun diikuti usia maternal (usia ibu saat hamil) > 35 tahun. Nah.. Makanya, buat yg belum nikah dan punya anak.. Percepat! Hahaha... Selain itu berat badan saat lahir <2500, prematur, tidak langsung menangis dan biru, kuning, riwayat perdarahan, riwayat keluarga mengalami gangguan kejiwaan akan meningkatkan resiko kejadian autis ini.. Yup, itu sebagian dari apa yang bisa gw bagi tentang penelitian gw.. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan yaa.. Autis itu penyakit berat dan bukan bahan olok-olok.. Anda tidak tahu bagaimana rasanya menjadi orang tua dari anak autis.. Beban berat.. Jadi, stop using autis as a joke!


Diambil dari www.parents.com

Keep smiling, prenzy!

Comments

My Other Celotehan