Toilet trainning for dummies..

Hahahaaa... Berhubung karena tidak ada sks saat di kuliah tentang toilet training untuk anak maka saya merasa dummy bout that.. Hehehe.. Maaf yaaa.. Preambulenya kepanjangan...

Selamat pagiiii.....
Kali ini saya akan membahas tentang toilet training.. Para mom diluaran sana pasti sempat dipusingkan dengan harga pampers yang selalu naik, jarang turun.. Kecuali dalam beberapa saat yang sangaaatttt jarang.. Sedikit tips ni moms, saya perhatikan kalau indomar*t itu kadang2 mengadakan diskon yang luarrrr biasa. Pernah sekali dari harga 120.000 turun menjadi 70.000!!! (Saat anak saya berusia mau satu tahun). Setelah itu, walau diskonnya tidak sefantastik tadi, tapi toserba tersebut sering memberikan diskon untuk pampers. Oleh krn itu sering saya memborong hingga 8 pak ukuran besar, hahahaa.. Tapi saya tidak tahu apakah itu berlaku untuk kota lain (saya di Bandung). Toko seperti carref*ur bahkan mematok harga yang lebih tinggi, y*gya atau gr*ya juga memasang harga normal, walau kadang memberi diskon juga.. Tapi tidak sefantastik toserba indo***** tadi.. Sip.. Itu untuk masa2 dimana si kecil minum susu sangat sering dan sering pipis atau pup.. Namun masalah mulai muncul saat anak toilet training.. Berikut adalah kumpulan tips dari berbagai sumber:

1. Lihat kesiapan si anak
Kapan saat toilet training yang tepat? Ada yang satu tahun, 1,5 tahun, 2 tahun.. Perhatikan apakah si anak sudah bisa diajak berkomunikasi dan mampu memasang dan membuka celana sederhana.. Kadang ada beberapa orang tua yang memilih untuk memberikan contoh.. Geliiii?? Tapi untuk beberapa anak itu berhasil.. Ada yang memberikan punish and reward method.. Misalnya kalo kebablasan ngompol diberikan hukuman tidak boleh main dan kalau berhasil diberikan kebebasan untuk bermain.. Anak saya meminta untuk tidak memakai pampers lagi karena dia malu dan jika bablas pipis, dia akan dengan kesadaran sendiri merasa bersalah dan minta dihukum..(walau saya tidak mau menghukumnya)..

2. Gunakan pampers training
Intinya sih semacam popok kain yang sudah tentu reusable.. Biasanya si anak terbiasa dengan pampers yang menyerp, namun popok kain akan membuat dia tidak nyaman.. Usahakan dia sudah bisa mengutarakan pipis. Namun, ada juga yang ekstrim dengan cara tidak memakaikan celana pada anak agar bisa langsung berlari dan membuat si anak tidak nyaman.. Hahahah.. Ada2 saja memang cara orang tua...

2. Little pee 
Buat yang punya anak laki-laki, boleh dicoba menggunakan "jamban pipis" si jagoan kecil.. Warnanya yg attractable akan membuat si kecil menjadi senang.. Selain itu, jadi hiasan kamar mandi juga. Hahahaha....

3. Potty training
Saya memiliki beberapa macam potty training untuk si kecil.. Ada yang biru dengan mainan seperti mobil2an di bawah ini...

Ada yang bisa multi fungsi seperti keluaran pottete plus yang satu ini.. Satu dipasang di toilet... #abaikan kaki saya itu


Atau bisa dipakai seperti cara di bawah ini.. Tinggal taruh kantong plastik sehingga mudah untuk sanitasinya..


Ada juga yang bentuk travel.. Cocok untuk dibawa kemana2.. Karena bisa dilipat dan menghemat tempat...


Yah, itulah sedikit cerita tentang perjalanan perjuangan saya dengan si pipis dan teman2nya... Semoga bermanfaat ya moms.. Maaf, saya harus kembali memasak karena si kecil sudah mulai berkicau.. Tenang moms, anak usia seperti ini memang sedang banyak berbicara.. Bukan cerewet, karena dia mulai mengenal bahasa dan banyak bertanya.. Artinya otaknya sedang berkembang... Remember, golden period? Yup.. Bersyukurlah jika si kecil sibuk, misalnya seperti anak saya yang sibuk bercerita tentang isi buku thomasnya.. Justru jika si anak tampak sangattt tenang dan diam saja, itu yang harus diwaspadai..

Salam sehat ya moms...

Comments

My Other Celotehan