Waspada bagi orang tua!

Sulit memang berhadapan dengan anak balita.. Tantrum, mulai berkata 'tidak', berteriak, lari sana sini tidak bisa diam... Percayalah, anda tidak sendiri... Dan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut:

1. Diam
Jika sang anak sedang tantrum, tidak perlu kita ikut2 bersuara keras, langsung menasihati kesana kemari, bla bla bla.. Bilang kamu ini, itu, menunjuk2 bahkan tidak jarang bermain fisik.. Does it works? Nope.. Housemate saya memiliki seorang anak perempuan yang "ajaib" karena saya tidak suka menggunakan kata nakal (walaupun ingin sekali menggunakan kata itu ^^ ) setiap kali si anak tantrum, melakukan kesalahan, si ibu langsung menasihati panjang kali lebar dan tak terhitung luasnya.. Alhasil? Ga tuh, ga ada perubahan apapun. Si anak tetap lemparin sepatu, buang2 air kemana2, lari2 dan tidur di atas..MEJA, saudara2!!! And it happens almost everyday.. Apa yg salah? Sebenarnya dasarnya sangat alamiah.. Setiap manusia ketika sedang marah, kesal, tidak akan mau mendengarkan saat itu... Kita sendiri contohnya, sesaat kita marah, kita tidak mau menerima info apapun, masukan apapun dari siapapun.. It takes time buat meredakan dan mau menerima masukan! Kl kita aja ga bisa, ga usah paksain anak dengerin kata2, makian dan ocehan.."ibu ga peduli sama kamu, terserah.. Kita tidak diajarkan begitu"... Well, si anak sibuk dengan nangisnya, mana dia denger lo ngomong apaan...

2. Senyum!
Sebuah anggukan tanda mengerti perasaannya dan tersenyumlah, elus2 punggungnya.. Hujani dengan kata2 menguatkan.. Iya, sayang.. Mama tau dede marah, tenang yaaa.. Mama disiniii.. And when he/she look at you and, give your best smile... dude, so simple... But that's the answer.. Usia saat ibi adalah masa dimana dia memiliki hak terhadap dirinya sendiri.. Self ego sedang berkembang.. Dan tantrum tidak selamanya menetap.. Dengan elusan halus pada punggung, kecupan ringan, pelukan dan senyum.. Dia akan melupakannya.. Terkadang dia menolak dipeluk, jika masih kesal, tapi tetaplah tersenyum.. Say that you love him/her.. Nanti jg luluh sendiri..

3. Perlu nasihat?
Ketika tantrum lewat, kita sambil berpelukan, elus kepala, dan suasana santai, hangat.. Barulah kita mulai berbicara.. Tidak perlu serius dan menasihati dulu mama begini begitu, mestinya, menurut ajaran agama,, ga perlu teori seperti itu pada anak kecil. Cukup sampaikan sebab akibatnya.. Dan terpenting... Saya malas berbicara dengan nada negatif.. Misalnya, jangan bawa mainan yaaa.. Ganti kata2 dengan, "dede....mainannya disimpan di rumah aja.. Kan mainannya hilang, diambil orang.. Jadi, mainannya di rumah aja yaa.. Nanti dede kalo mau main jadi gampang.." Sambil berpelukan, elus rambut dan nada yg halus.. Percaya atau tidak, anak saya malah jadi menangis tersedu2... dia dengan kesadaran sendiri bilang.. Mainan dede hilang, maa.. Maaf ya maa... Anak itu baru 3 tahun dan dia mengerti apa yg saya sampaikan..

4. Hargai dia sebagai manusia yang memiliki hak
Walau masih kecil, hargai dia.. Misalnya anak saya... Anak saya tidak sombong, dia suka berbicara dengan orang lain.. Hanya sajaa. Dia tidak suka jika ada orang asing melihat dia.. Dia akan langsung nyumput.. Tidak perlu memaksakan kehendak dengan bilang, "dede kok gitu? Salam dong".. Anak saya memang tidak suka dilihat terus.. Dia merasa risih.. Dan saya menghargainya.. Karena pada akhirnya dia sendiri justru yang akan mendekati orang tersebut jika tau kalau kita kenal dengan mereka. 

5. Kontak fisik
Teruslah memeluknya, membanjiri dengan ciuman, kata2 membangun dan penuh sayang karena sebentar lagi, dia akan malu untuk dicium.. Dia akan lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah.. Dia akan cepat menjadi dewasa.. Nikmati saat2 ini.. Karena hal ini tidak akan terulang lagi... Percayalah.. Nikmati setiap detiknya..

6. Jauhi dari gadget
Mom, simpan hp jutaanmu.. Bermainlah dengan anak.. Dia lbh butuh manusia dibanding dengan gadget.. Krn meningkatkan resiko speech delay, adhd, bahkan skizoprenia.. So? Prioritaskan sang anak... Simpan gadgetmu.. Bahkan sang empunya apple saja tidak membiarkan anaknya terpapar teknologi terlalu berlebihan.. Mom.. Ga perlu update di sosmed seakan2 dirimu berbahagia dengan sang anak namun waktu menggendong lbh banyak oleh pengasuhmu dibanding dengan ibunya sendiri.. Ironi..

7. Ilmu
Tidak ada pelajaran untuk menjadi orang tua yang benar.. Karena setiap anak berbeda sehingga penanganan tiap anak berbeda pula.. Banyak membaca, perluas pengetahuan, berikan gizi yang baik, ciptakan kehangatan dalam keluarga.. Pelajari kebutuhan anak, komunikasikan dengan pasangan.. Anak saya pisah dengan papanya sedari kecil, namun dia selalu berhubungan dengan papanya.. Dia tau papanya ada dan sedang harus pergi...kehilangan sosok ayah? Tidak juga. Sebuah komunikasi yang intens menjadi jembatan kokoh bagi kami.. Dan setiap papanya pulang, which is setahun sekali.. Kami memberikan quality time padanya.. Karena saat ini kami berpisah untuk kebaikan si kecil, dan si kecil lbh pantas mendapat perhatian lebih dari papanya dibanding urusan kantor dan lainnya...

Ok, mom.. Semoga bermanfaat yaa.. Saya juga hanya manusia biasa yang masin terus belajar.. Semoga anak2 kita berkembang menjadi pribadi2 yang baik.. Salam...




Comments

My Other Celotehan